Depresi Postpartum pada ibu

  • 01:09 WITA
  • Administrator
  • Artikel

Oleh : Yessy Kurniati, SKM, M.Kes 

Dosen peminatan PKIP

Setelah persalinan, ibu biasanya akan mengalami gejala kecemasan. Gangguan ini, menurut DSM IV terbagi menjadi 3 bentuk berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu postpartum blues, depresi postpartum dan psikosis postpartum. Postpartum blues biasanya terjadi pada hari 1-10 pasca persalinan, hanya bersifat sementara dan biasanya akan berangsur-angsur menghilang dengan sendirinya. Gejala postpartum blues adalah rasa merah, mudah menangis, sedih, nafsu makan menurun dan sulit tidur. Namun postpartum blues ini masih dianggap kondisi yang normal terkait dengan adaptasi psikologis pasca persalinan. Depresi postpartum merupakan postpartum blues yang menetap setelah 10 hari. Biasanya terjadi bahkan sampai 6 bulan pasca persalinan. Gejalanya lebih berat dari postpartum blues, seperti kehilangan harapan, kesedihan, mudah menagis, tersinggung, mudah marah, menyalahkan diri sendiri, kehilangan energy dan nafsu makan, berat badan menurun, imsomnia, sakit kepala yang hebat, kehilangan minat untuk berhubungan intim dan kadang muncul keinginan bunuh diri

Sedangkan psikosis adalah bentuk depresi yang paling berat. Pada tahapan ini ibu berada dalam kondisi bahaya dan membahayakan. Ia tak segan melukai dirinya sendiri bahkan anak-anaknya. Psikosis biasanya disertai dengan munculnya halusinasi dan delusi pada ibu. Sehingga ibu sulit untuk mengendalikan dirinya. Bisa jadi penyebab kekerasan ibu pada anak-anaknya akhir-akhir ini adalah karena ibu menderita psikosis.

Lantas apa yang menyebabkan seorang ibu menderita depresi? Penyebabnya bisa bermacam-macam factor, yang secara sederhana dibedakan menjadi factor biologi dan factor social psikologi. Faktor biologi yang menyebabkan terjadinya depresi pada ibu, seperti defisiensi zat gizi dan ketidakseimbangan metabolic, penurunan kadar hormone kehamilan yang berlangsung secara cepat, terjadinya alterasi pada mekanisme HPA Axis dan terjadinya penurunan kadar neurotransmitter, seperti serotonin.Faktor social psikologi yang menyebabkan depresi pada ibu adalah stress, kurangnya dukungan dari suami dan keluarga, mengalami persalinan yang sulit, memiliki sifat perfeksionis, serta kekecewaan dalam perkawinan.

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, salah satu factor yang signifikan dan cenderung konsisten pada berbagai studi adalah dukungan suami. Suami memiliki peran kunci dalam mencegah dan memulihkan istrinya dari kejadian depresi. Studi yang kami lakukan, menemukan bahwa kejadian postpartum blues lebih tinggi pada  responden yang tidak mendapat dukungan suami yaitu 75%. Sebuah studi bahkan menemukan, bahwa ayah ASI dapat mencegah terjadinya postpartum blues pada ibu

Mengapa ibu postpartum membutuhkan dukungan suaminya? Menjadi seorang ibu baru adalah tugas yang membutuhkan penyesuaian diri yang teramat berat. Mengurus bayi yng baru lahir bukanlah hal yang mudah. Ibu perlu menyesuaikan ritme kehidupannya dengan kehidupan bayinya yang baru lahir. Ibu sulit menikmati istirahat yang cukup karena pola tidur ibu dan bayi yang berbeda. Bayi baru lahir memang sering tertidur tetapi biasanya mereka lama tidur di siang hari dan terjaga di malam hari. Setiap beberapa jam bayi akan terbangun entah karena lapar atau popoknya basah. Ibu harus siap siaga untuk memenuhi semua kebutuhan bayinya. Ditambah lagi dengan masalah domestic kerumahtanggaan yang sangat rentan menyebabkan kelelahan pada ibu. Dukungan dari ayah sangat dibutuhkan oleh ibu dan juga bayinya. Kebutuhan bayi terhadap sentuhan ayahnya sama besar dengan kebutuhan bayi tersebut terhadap ibunya

Sayangnya paradigma dan nilai-nilai yang mendominasi masyarakat kita bahwa urusan bayi mutlak menjadi urusan ibu. Padahal ayah dan ibu memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dalam pengasuhan bayi mereka. Bagi para suami, sebagai kepala keluarga mereka memiliki kewajiban lebih selain sebagai penyedia kesejahteraan keluarga Para suami diharapkan ikut pula terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan anaknya. Kepedulian yang ditunjukkan oleh suami akan membantu melindungi ibu dari postpartum blues dan membantu ibu pulih lebih cepat setelah persalinan. Peran ayah juga sangat besar dalam menunjang keberhasilan penyusuan. Karena para ibu yang mendapat dukungan dari suaminya akan terhindar dari kecemasan, sehingga bisa menyusui dengan lebih baik. Perubahan nilai-nilai keluarga yang cenderung patriarki menjadi pengasuhan bersama (kemitraan) ternyata membantu mengatasi masalah kesehatan ibu dan bayinya

 

Duhai para ayah, kasihilah istrimu, bukankah dulu engkau meminta dari ayahnya dengan membawa nama Allah besertamu. Perhatikanlah ia, karena istrimu hanyalah tulang rusuk yang bengkok. Istrimu serupa gelas-gelas kaca yang rentan pecah lalu terserak. Jika istrimu bersalah, luruskanlah ia dengan kelembutan. Karena rusuk yang bengkok itu bisa saja patah jika kau paksa. Bantulah ia mengasuh anakmu. Karena anak itu adalah milik kalian berdua. Jagalah agar ia tak letih, sebab jika ia letih berlebihan maka jiwanya pun akan goyah. Kelembutan dan kesantunanmu pada istrimu akan membuatnya semakin mencintaimu dan juga taat kepadamu.