Advokasi Kesehatan

  • 01:26 WITA
  • Administrator
  • Artikel

Nama             : Rindi Dwi Cantika

Nim                 : 70200120001

Peminatan     : PKIP 2020

ADVOKASI KESEHATAN

Jika kita berbicara advokasi secara umum biasanya lebih booming di lingkup hukum dan pengadilan, namun siapa sangka bahwa istilah advokasi ini ternyata juga digunakan dalam lingkup Kesehatan. Menurut Wobster Encyclopedia advokasi adalah upaya persuasi yang mencakup kegiatan : penyadaran , rasionalisasi , argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu hal. Sedangkan secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Kemudian dalam lingkup Kesehatan berbicara mengenai advokasi 3 hal yang penting yaitu memperoleh PEMBELAAN, BANTUAN & DUKUNGAN, oleh karena itu WHO mendefinisikan pengertian Advokasi Kesehatan adalah kombinasi kegiatan individu  dan sosial yang dirancang  untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan, penerimaan sosial dan sisitem yang mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu. Perlu juga kita ketahui bahwa orang yang melakukan advokasi harus mampu meyakinkan seseorang atau disebut juga persuasive, dan orang yang melakukan advokasi biasanya di sebut advokator.

Dilihat dari skema advokasi yang tertera dalam PPT bahwa advokasi itu merupakan upaya/proses yang bijak menggunakan informasi yang tepat untuk memperoleh dukungan, jadi jika di hubungkan dalam kehidupan Seharusnya usia berbanding lurus dengan kebijakan dalam artian semakin kita dewasa apabila kita menghadapi masalah ataukah mencari solusi masalah harus dihadapi dengan bijak contohnya misal konflik yang terjadi dalam lingkup kampus harus diselesaikan dengan bijak/ proses penyelesaiannya harus berkualitas.

Kemudian jika advokasi dihubungkan dengan promosi Kesehatan bahwa istilah advokasi pertama kali digunakan oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau promosi Kesehatan. WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi promosi Kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi utama yaitu Advokasi, dukungan sosial/ Social Support, dan Pemberdayaan Masyarakat/ Empowerment.

Selanjutnya untuk tujuan advokasi Kesehatan secara khusus bahwa pertama, meningkatkan jumlah kebijakan publik berwawasan Kesehatan contohnya, Perda-Asi yang dikeluarkan untuk mengatur regulasi susu formula, bertujuan meningkatkan cakupan pemberian ASI. Kedua, meningkatkan opini masyarakat dalam mendukung Kesehatan contohnya adanya public figure untuk meningkatkan opini masyarakat, seperti nagita dan aurel meskipun memiliki banyak uang tapi tetap melakukan pemberian ASI pada anaknya. Ketiga, terpecahkannya masalah kesehatan secara bersama dan terintegrasi dengan pembangunan kesehatan didaerah melalui kemitraan. Keempat, adanya dukungan serta kepedulian dari pimpinan daerah.

Berdasarkan jenisnya advokasi dibedakan menjadi 2 yaitu Personal dan Issue Based. Personal berarti menyampaikan permasalahan dan usulan ke pengambil keputusan yang mempunyai dampak khsusus pada yang melakukan advokasi atau orang yang diwakili dalam artian cakupan permasalahannya lebih terkhusus sedangkan Issue Based berarti menyampaikan permasalahan dan usulan ke pengambil keputusan sebagai perwakilan dari kelompok yang lebih besar dalam artian cenderung permasalahannya lebih luas.

Kemudian jika dilihat dari segi bentuk kegiatan advokasi terbagi atas Lobi politik yaitu mengunjungi dengan melakukan negosiasi kepada stakeholder, seminar/presentasi seperti melakukan audiensi kepada masyarakat dengan mengadakan seminar, advokasi media yaitu dengan melakukan propaganda tertentu melalui media, dan terakhir perkumpulan peminat maksudnya dengan membentuk suatu perkumpulan untuk memberikan dukungan terhadap permasalahan Kesehatan.

Unsur dasar dari kegiatan advokasi Kesehatan ini adalah pertama penetapan tujuan, Sering sekali masalah kesehatan masyarakat sangat kompleks, banyak faktor dan saling berpengaruh. Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan,advokasi perlu dibuatlebih spesifik berdasarakan pernyataan berikut : Apakah isu atau masalah itu dapat menyatukan atau membuat berbagai kelompok bersatu  dalam suatu koalisi yang kuat. Kedua identifikasi Khalayak, Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan bagi kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan agar tujuan advokasi dapat dicapai. Ketiga pengembangan dan penyampaian pesan, Khalayak sasaran berbeda, berekasi tidak sama atas pesan yang berbeda. Seseorang tokoh politik mungkin termotivasi jika dia mengetahui bahwa banyka dari konstituen yang diwakilinya peduli terhadap masalah tertentu. Seorang Menkes mungkin akan mengambil  keputusan ketika disajikan data rinci mengenai besarnya masalah kesehatan tertentu. Keempat pemanfaatan data riset, Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar keputusan dibuat berdasarkan informasi yang tepat dan benar. Oleh karena itu, data dan riset mungkin diperlukan dalam menentukan masalah yang akan diadvokasi, identifikasi solusi pemecahaan masalah maupun menentukan  tujuan yang realitis. Selain itu, adanya data atau fakta itu saja sering sekali sudah bisa menjadi argumen tujuan umum dapat dicapai agar realitis. Kelima membangun koalisi Sering kali kekuatan advokasi dipengaruhi oleh jumlah oarng atau organisasi yang mendukung advokasi tersebut.hal inisangat penting dimana situasi dinegara tertentu sedang membangun masyarakat demokratis dan advokasi merupan suatu hal yang relati baru. Dalam situasi itu melibatkan orang dalam jumlah besar dan mewakili berbagai kepentingan, sangat bermanfaat bagi upaya advokasi maupun dukungan politis,bahkan dalam satu organisasi sendiri, koalisi internal yaitu melibatkan berbgai orang dari berbagai  divisi / depertemen dalam mengembangkan program baru, dapat membantu konsensus untuk aksi kegiatan. Keenam penggalangan dana, Semua kegiatan termaksud upaya advokasi memerlukan dana. Mempertahankan upaya advokasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang memerlukan waktu, energi dalam penggalangan dana atau sumber daya lain untuk menunjang upaya advokasi. Ketujuh membuat presentasi yang persuasif, Kesepakatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci sekali terbatas waktunya. Seorang tokoh politik mungkin memberi kesempatan sekali pertemuan untuk mendiskusikan isu advokasi yang dirancanh atau Menkes hanya punya waktu 5 menit dalam kongres  untuk berbicara kepada kelompok advokator. Kedelapan evaluasi upaya advokat,  Bagaiman kelompok advokasi dapat menegtahui bahwa tujuan advoaksi yang telah ditetapkan dapat dicapai?Bagaiman strategis advokasi dapat disempurnakan dan diperbaiki?untuk menjadi advokator yang tangguh diperlukan umpan balik berkelanjutan serta evaluasi atau upaya advokasi yang telah dilakukan.

Kemudian pendekatan utama pada advokasi Kesehatan yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja dengan media massa karena media massa adalah alat untuk memyampaikan pesan hasil dari advokasi sehingga membentuk persepsi public, membangun kemitraan, memobilisasi massa contohnya dengan membuat petisi dan membangun kapasitas artinya kemampuan kita dalam melakukan advokasi mulai dari melakukan propaganda, pembangunan kemitraan dan lain sebagainya. Selain  pendekatan utama advokasi, pelasana advokasi juga perlu kita ketahui. Jadi, pelaksana advokasi ada 2 yaitu semua petugas Kesehatan dan tenaga khusus promosi Kesehatan

Adapun tipe-tipe komunikasi yang harus diterapkan dalam melakukan advokasi Kesehatan adalah jelas (clear), benar (correct), konkrit, lengkap (complete), ringkas, meyakinkan, kontekstual, berani, hati-hati dan sopan. Kemudian sasaran advokasi tergantung dari lingkungannya, adapun sasaran advokasi pertama rumah/tempat tinggal, contoh advokasi yang dapat dilakukan yaitu mengadvokasi kepala keluarga untuk menjunjung tinggi derajat Kesehatan, dan membuat kebijakan seperti mengolah makanan yang sehat, menyusui dengan ASI yang melimpah, mengatur waktu makan dll. Kedua sekolah, contohnya melakukan advokasi mengenai kebersihan lingkungan kepada pemangkuh kebijakan agar membuat regulasi mengenai pembuangan sampah sembarangan . Kebijakan dapat merubah perilaku seseorang meski secara terpaksa lambat laun akan terbiasa. Ketiga tempat kerja dan tempat umum dan keempat sarana Kesehatan seperti misalnya dalam lingkup puskesmas, rumah sakit, balai Kesehatan dan lain sebagainya.

Terakhir Langkah-langkah advokasi Kesehatan dibagi atas 3 yaitu persiapan, pelaksanaan dan penilaian. Persiapan : Menyusun bahan atau materi/ instrumen advokasi, bahan yang disusun dapat berupa data, informasi, bukti yang dikemas dalam bentuk grafik, digram secara konkrit. Pelaksanaan : melaksanakan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi. Dan penilaian dilakukan jika sasaran memahami/menyadari persoalan yang diajukan, tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan, mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam berperan, menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan, menyampaikan langkah tindak lanjut.