Pengarusutamaan Gender di Perguruan Tinggi Islam
Pada hari Senin dan Selasa, tanggal 28-29 Oktober 2019, Pusat Studi Gender dan Anak UIN Alauddin menyelenggarakan Workshop Pengarusutamaan Gender di Perguruan Tinggi Islam. Kegiatan yang dilangsungkan di Continen Hotel tersebut diikuti oleh perwakilan dosen CPNS dan dosen tetap dari seluruh fakultas yang ada di UIN Alauddin. Termasuk diantaranya dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Fakultas tersebut mengutus beberapa CPNS dosen dan dosen tetap untuk mengikuti kegiatan pengarusutamaan gender. Dari Program Studi Kesehatan Masyarakat sendiri, dosen tidak hanya berperan sebagai peserta, namun ada pula yang menjadi tim work pada kegiatan tersebut. Dr. Fatmawati Mallapiang, SKM, M.Kes sebagai salah satu pengurus Pusat Studi Gender dan Anak juga berperan sebagai salah satu moderator
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut dibuka oleh ketua LP2M UIN Alauddin yaitu Prof. Dr. Muhammad Ramli, MSi . Pada sambutannya, beliau berpesan bahwa tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Workshop Pengarusutamaan Gender adalah agar para dosen yang hadir dapat memasukkan pesan-pesan gender dalam kegiatan tri darma perguruan tinggi. Ketua Pusat Studi Gender dan Anak, Dr. Rosmini Amin, M.Th.I, dalam materinya menjelaskan tentang berbagai istilah-istilah terkait gender. Pada paparannya, beliau menanamkan pesan kepada peserta bahwa gender sesungguhnya adalah konstruksi sosial yang dibangun oleh masyarakat tentang peran laki-laki dan perempuan. Gender berbeda dengan jenis kelamin. Dimana gender dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat, sedangkan jenis kelamin menyangkut identitas biologi yang tidak dapat dipertukarkan. Perempuan mendapat perhatian khusus karena sebagai dampak dari kondisi biologis, perempuan menanggung beban yang lebih berat dari laki-laki. Namun dalam kenyataannya, beban tersebut menempatkan perempuan sebagai sosok yang rentan mengalami diskriminasi dan tindak kekerasan. Gender hadir untuk menata relasi antara laki-laki dan perempuan agar hubungan diantara keduanya berlangsung harmonis. Dr. Fatmawati Malappiang, SKM, M.Kes dalam catatannya sebagai moderator menyimpulkan bahwa gender bertujuan agar laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban serta akses yang sama terhadap pembangunan dalam masyarakat
Sebagai hasil dari kegiatan tersebut masing-masing peserta diminta untuk mendiskusikan rencana tindak lanjut yang akan mereka lakukan dalam tri darma perguruan tinggi. Nildawati SKM, M.Kes sebagai perwakilan dari FKIK menyampaikan bahwa peserta dari FKIK akan mengintegrasikan gender ke dalam berbagai aspek tri darma. Dalam bidang pengajaran, gender akan diintegrasikan dalam Rencana Pengajaran Semester (RPS) pada beberapa mata kuliah dasar. Selain itu, nilai-nilai gender juga diaplikasikan dalam pelaksanaan pengajaran di kelas. Dalam bidang penelitian, gender akan menjadi salah satu roadmap penelitian. Selain itu, dalam bidang pengabdian, gender akan diintegrasikan pada kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan diantaranya dengan memberikan salah satu materi yaitu Gender dan Kesehatan.