Yessy Kurniati, SKM, M.Kes
Dosen peminatan PKIP
Pandemi
Covid 19 menyebabkan kampus ditutup. Proses pembelajaran tidak dapat
dilangsungkan di kelas. Mahasiswa harus mengikuti kegiatan pembelajaran secara
daring. Suasana yang tidak pernah
terbayangkan sebelumnya. Jika kegiatan pembelajaran normal saja begitu berat
untuk dijalani, apalagi kini dengan proses online. Tentunya dibutuhkan energy
untuk melakukan adaptasi. Setiap perubahan pasti menimbulkan ketidaknyamanan
Pembelajaran
online membutuhkan sarana dan prasarana penunjang. Seperti handphone, laptop
dan jaringan internet yang stabil. Bagi mahasiswa yang memiliki akses yang baik
terhadap sarana dan prasarana tersebut, pembelajaran online mungkin tidak
terlalu memberatkan. Namun bagi mahasiswa yang berada di daerah dengan sinyal
internet yang sulit serta ekonomi yang terbatas, pembelajaran online terasa
begitu berat untuk dijalani. Banyak cerita dari mereka yang tinggal di daerah
pelosok, bahwa mereka harus mendakit bukit yang cukup tinggi ataupun memanjat
pohon hingga ke pucuk, sekedar mendapatkan jaringan internet yang stabil
Kami
pernah melakukan sebuah survey secara online. Tentang bagaimana kesehatan
mental mahasiswa di masa pandemi ini. Hasilnya sungguh menyedihkan, karena kami
menemukan kejadian depresi yang cukup tinggi di kalangan mahasiswa. Ketika kami
melanjutkan hasil penelitian tersebut dengan wawancara mendalam pada beberapa
individu, kami juga menemukan fakta yang mengiris hati. Mahasiswa kami
mengeluhkan repotnya melakukan pembelajaran secara daring. Utamanya bagi mereka yang harus melakukan praktek
sendiri dari rumah. Proses pembuatan dan dokumentasi kegiatan praktikum menyita
sebagian besar waktu mereka. Sehingga membuat mereka merasa stress dan
tertekan. Belum lagi masalah ekonomi keluarga dan beban yang bertambah karena
anggaran kuota yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran daring
Melihat
kenyataan tersebut, kami merasa harus berbuat sesuatu. Kami akhirnya menggagas
sebuah kegiatan yang disebut program “Mahasiswa Bahagia”. Program ini adalah
sebuah kuliah lewat grup WhatsApp bagi mahasiswa di fakultas kami. Kami
mengundang beberapa pemateri dengan latar belakang yang berbeda. Dengan tujuan
memberikan semua aspek penguatan yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk menjaga
kesehatan mental mereka. Kelas ini membahas kesehatan mental dari aspek
psikologi, kesehatan, gizi, komunikasi, spiritual, keuangan dan interaksi sosial.
Pemateri berasal dari dosen kesehatan masyarakat, komunikasi, hubungan
internasional, akuntansi dan mubaligh.
Kelas ini diikuti oleh 250 peserta. Setelah pemateri menyampaikan kuliahnya,
kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta sangat antusia mengikuti
kegiatan ini, meski hanya dilangsungkan melalui grup WhatssApp.
Pesan
yang disampaikan pada kelas tersebut adalah mahasiswa harus tetap bertahan
menghadapi segala kesulitan di masa pandemi ini. Mereka harus belajar
beradaptasi. Mereka harus percaya, bahwa apa yang terjadi kini adalah bagian
dari Takdir Tuhan yang harus dijalani dengan usaha dan tawakkal yang paripurna. Memang tidak mudah.
Tapi mahasiswa harus berusaha menghadapinya. Mahasiswa diharapkan melakukan
manajemen diri yang baik . Mereka harus belajar mengatur tugas-tugas dengan skala
prioritas, agar tidak tertekan dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan.
Mereka juga perlu menyaring dan membatasi diri dari informasi hoaks terkait
dengan wabah covid 19. Mereka diharapkan tetap terhubung dengan keluarga, sanak
saudara maupun teman meski tidak bertemu secara langsung. Mereka diarahkan
untuk mengatur kembali perencanaan keuangan dengan membuat prioritas bagi
pengadaan kuota belajar. Mereka harus saling mendukung dan menguatkan.
Akhirnya, mereka diajarkan untuk selalu berserah kepada Yang Maha Kuasa.
Kami
berharap bahwa kegiatan yang kami lakukan bisa memberi penguatan kepada
mahasiswa. Kami ingin mereka menjadi sosok-sosok yang tangguh. Tidak mudah
depresi ataupun putus asa dalam mengahadapi pandemi ini. Kami berharap
mahasiswa menjadikan pandemi dan proses
pembelajaran daring ini sebagai sebuah kesempatan. Kesempatan untuk mengasah
diri dan mengeluarkan semua potensi yang mereka miliki.. Mereka mungkin akan
menghadapi keadaan yang lebih sulit di masa depan. Karena itu, mereka harus
berlatih dari sekarang
Kita
tidak dapat mengatur tentang hal-hal yang terjadi dalam hidup kita, tapi kita
dapat menentukan bagaimana respon kita terhadapnya. Dari pada mengutuk
kegelapan, lebih baik berusaha menyalakan lentera. Kita harus percaya, bahwa pelaut tangguh selalunya lahir dari laut yang
berbadai. Karena, setiap kesulitan yang tidak membunuh, akan membuat kita bertambah
kuat.