Penulis : Yessy Kurniati, SKM, M.Kes
Remaja menjadi salah satu
fase kehidupan yang penting untuk diperhatikan, mengingat pada masa remaja
terhadi growth spurt (percepatan pertumbuhan) dan beberapa masalah khusus,
seperti kehamilan. Masalah gizi pada
remaja sebenarnhya merupakan akibat dari status gizi pada daur hidup
sebelumnya. Mulai dari masa 1000 hari pertama kehidupan, balita hingga
anak-anak. Sisa-sisa malnutrisi pada masa tersebut akan menjadi beban pada usia
remaja. Bayi yang menderita diare dan infeksi saluran napas yang kronis
kemudian mampu bertahan hidup, tidak akan tumbuh dengan sempurna. Termasuk
dalam hal mental dan psikososial. Ketika remaja, bayi tersebut tidak akan
memiliki perkembangan fisik maupun psikis yang normal. Sehingga mereka akan
tumbuh menjadi tenaga kerja yang tidak produktif. Selain itu, penyakit lain yang
pernah diderita pada masa kanak-kanak, seperti penyakit jantung, tuberkolosis
dan rematik sering kambuh pada usia remaja
Remaja putri yang
mengalami masalah gizi akan tumbuh menjadi wanita yang tidak sempurna secara
fisik. Wanita ini ketika hamil akan berisiko untuk melahirkan bayi berat lahir
rendah (BBLR) dan berisiko untuk mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan.
Jika janin yang dikandung dapat tumbuh dengan normal, masalah lain akan muncul
karena rongga panggul yang sempit. Jika terjadi di daerah dengan pelayanan
kesehatan yang baik, pinggul yang sempit dapat dibantu melalui proses
persalinan secara sesar. Namun pada daerah dengan fasilitas persalinan yang
terbatas, sehingga ibu harus melahirkan secara normal, maka hal tersebut dapat
berisiko menyebabkan partus macet dan membahayakan ibu serta janinnya
Kebiasaan makan yang
diperoleh semasa remaja akan berdampak
pada kesehatan di fase hidup selanjutnya. Kurang zat besi dapat menimbulkan
anemia dan keletihan. Kondisi ini akan berkaitan dengan produktifitas dan
prestasi. Remaja sangat membutuhkan zat besi. Bagi remaja putri, kebutuhan zat
besi akan menjadi lebih tinggi. Karena adanya zat besi yang dikeluarkan saat
menstruasi setiap bulan. Selain itu, remaja juga membutuhkan Kalsium.
Kekurangan kalsium saat remaja, akan menyebabkan terjadinya osteoporosis di
usia lanjut
Di sisi lain, kelebihan
asupan akan menyebabkan pertambahan berat badan. Obesitas yang terjadi di usia
remaja, akan berlanjut pada usia dewasa dan lansia. Sedangkan obesitas itu
sendiri merupakan factor risiko bagi berbagai jenis penyakit seperti penyakit
kardiovaskuler, diabetes mellitus, atritis penyakit kandung empedu, beberapa
jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan dan gangguan kulit