ABSTRACT
The most frequently used social media is Instagram. The term Instagram is familiar to all circles, especially young people. Currently, Instagram social media is the most popular platform as a means of promoting products or services given the wide range of customers needed by business people. The purpose of this study wa to obtain information about how Instagram celebrities receive endorsements, how they create interesting content, and how they maintain authenticity and honesty in promoting products. The research method used in this research is qualitative research. There were 3 informants who were selected using netnography techniques by collecting data by observing social media accounts and in-depth interviews with informants. Data was obtained by conducting in-depth interviews with informants who met predetermined criteria, namely those who were Instagram celebrities who received endorsements for beauty products or brands. The results of this research can be concluded that in receiving endorsements they choose safe products (BPOM) to promote, and carry out careful research before choosing products to promote such as looking for positive testimonials and reviews. Second, in creating interesting content, the strategy they use is that they follow the latest trends, create content that is useful and entertains their followers, and of course they focus on their own content style/theme. Lastly, they maintain authenticity and honesty in promoting products by providing honest reviews and real experiences about the products being promoted.
Keyword: Social media, Behavior, Celebgram, Product, Endorcement
ABSTRAK
Media sosial yang paling sering digunakan adalah media sosial Instagram. Istilah Instagram tidak asing lagi di semua kalangan terutama anak muda. Saat ini media sosial Instagram menjadi platform paling digemari sebagai salah satu alat promosi produk atau jasa mengingat luasnya jangkauan pelanggan yang diperlukan pebisnis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai bagaimana cara selebgram menerima endorsment, bagaimana mereka menciptakan konten menarik, serta bagaimana mereka menjaga keaslian dan kejujuran dalam mempromosikan produk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun informan berjumlah 3 orang yang dipilih dengan menggunakan Teknik etnografi dengan pengumpulan data secara observasi akun media sosial dan wawancara mendalam dari informan. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu yang merupakan Selebgram yang menerima endorment produk atau merek kecantikan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam menerima endorsment mereka memilih produk yang aman (BPOM) untuk dipromosikan, dan melakukan penelitian yang cermat sebelum memilih produk untuk dipromosikan seperti mencari testimoni serta ulasan yang positif. Kedua, dalam menciptakan konten yang menarik strategi yang dilakukan yaitu mereka mengikut trend terkini, membuat konten yang bermanfaat dan menghibur followers, dan tentunya mereka fokus pada gaya/tema konten mereka sendiri. Terakhir, mereka menjaga keaslian dan kejujuran dalam mempromosikan produk dengan cara memberikan ulasan yang jujur dan pengalaman nyata tentang produk yang dipromosikan.
Kata Kunci: Sosial media, Perilaku, Selebgram, Produk, Endorsment
LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada dasarnya tidak terlepas dari kehidupan manusia dari penggunaan hingga pengaruh dari teknologi tersebut. Dimana perkembangan ini mampu membantu manusia dalam meningkatkan kualitas hidup dalam berbagai bidang. Bentuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah dengan munculnya media internet yang mampu memberi jawaban atas semua permintaan pengguna. Penggunaan internet dalam kehidupan manusia mampu memudahkan seseorang menjangkau informasi secara cepat dan aktual, memudahkan hubungan seseorang dari jarak jauh, serta mampu memperluas wawasan dan menambah pengetahuan (Asiah, 2021).
Saat ini, dunia sudah semakin modern dengan hadirnya media komunikasi massa yang begitu canggih, maka penggunaan internet menjadikan manusia untuk menggunakannya mulai dari hal yang penting hingga tidak penting sekalipun. Dengan adanya media komunikasi massa yang canggih ini menjadikan manusia memiliki sikap ketergantungan, seperti tidak bisa lepas dengan media komunikasi yang ia miliki. Salah satu manfaat dari internet adalah adanya konsep baru yang dapat digunakan pengguna untuk memperluas sekaligus memanfaatkan jaringan internet yang koneksinya dalam jangka waktu yang panjang atau dikenal dengan istilah internet of things. Fokus utama internet of things hampir menjangkau segala aspek kehidupan yang bersifat nyata. Contohnya dalam bidang bisnis (perdagangan). Internet dapat digunakan sebagai medium atau perantara antara penjual dengan pembeli. Yang mana transaksi atau proses pembelian suatu produk atau barang tanpa harus bertatap muka (Kustiawan et al., 2022).
Komunikasi massa (komass) terdiri dari dua kata yakni ; komunikasi dan massa. banyak ahli yang mengungkapkan perihal definisi atau pengertian tentang komunikasi. Salah satu antara lain berpendapat Wilbur Schramm yang menyatakan bahwa komunikasi itu berasal dari kata latin “communis” yang juga berarti “common” (sama). dengan demikian jika kita berkomunikasi maka kita harus mewujudkan persamaan antara kita dengan orang lain. Sedangkan kata “massa” sebagaimana dikatakan oleh P.J. Bouman, digunakan untuk menunjuk suatu golongan penduduk yang besar, kadang- kadang juga untuk menunjukkan jumlah pendengar yang luas, tidak terdapat organisasinya tetapi terdapat ikatan danpersamaan jiwa (Kustiawan et al., 2022).
Media massa tidak bisa terlepas dari penanyangan iklan, begitu juga dalam kehidupan kita selalu diwarnai oleh berbagai macam iklan. Di televisi, media internet, radio, surat kabar, dan hampir di setiap sudut jalan, kita hampir tidak bisa menghindari iklan. Dalam perkembangannya, pendekatan-pendekatan psikologis mulai diterapkan dalam kegiatan periklanan sehingga mampu menggugah minat dan emosi masyarakat untuk mencari kepuasaan dengan cara mengkonsumsi barang tersebut terutama pada iklan kecantikan (Khiyaroh, 2020).
Indonesia memiliki regulasi ketat produk dengan jaminan aman adalah yang telah
memiliki nomor sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dengan telah tersertifikasi BPOM, baik produsen maupun konsumen akan saling merasa aman dan tenang baik menjual maupun mengonsumsinya. Pasalnya, BPOM akan selalu melacak brand yang belum tersertifikasi. Apabila ditemukan produk yang belum tersertifikasi, maka BPOM akan menyita, menarik, dan memberhentikan paksa proses produksi hingga produk tersebut telah benar-benar memiliki nomor sertifikasi BPOM. kita juga dapat mencari informasi dan meyakinkan bahwa suatu produk telah aman dikonsumsi dan tersertifikasi BPOM melalui Website resmi BPOM yang dapat dicari berdasarkan Nomor Registrasi, Nama Produk, Merek, Jumlah & Kemasan, Bentuk Sediaan, Komposisi, Nama Pendaftar, dan NPWP Terdaftar, secara mudah dan tanpa berbayar (Adhilla et al., 2023).
Media sosial yang paling sering digunakan adalah media sosial Instagram. Istilah Instagram tidak asing lagi di semua kalangan terutama anak muda. Saat ini media sosial Instagram menjadi platform paling digemari sebagai salah satu alat promosi produk atau jasa mengingat luasnya jangkauan pelanggan yang diperlukan pebisnis. Bisnis online merupakan aktivias bisnis yang menawarkan barang atau jasa melalui perantara media internet, mulai dari negosiasi hingga transaksi tanpa harus bertatap muka antara penjual dengan pembeli. Bisnis online umumnya lebih mengutamakan kepuasan konsumen sebagai salah satu kunci keberhasilan. Didukung oleh ketepatan produk dan sasaran konsumen yang tepat (Asiah, 2021).
Media sosial Instagram sering kali digunakan online shop untuk menawarkan produk atau jasa menggunakan keahlian promosi selebgram sebagai celebrity endorser. Peran
selebgram secara tidak langsung memberi pengaruh berupa daya tarik kepada followers terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Produk ditawarkan melalui postingan ataupun Instagram stories yang biasa disebut dengan endorsement (Asiah, 2021). Instagram merupakan salah satu potensial pasar besar yang ada di Indonesia, ini dikarenakan Instagram merupakan memiliki pengguna urutan keempat terbesar didunia dengan jumalah 59 juta pengguna. Sehingga tujuan promosi menggunakan selebgram, merupakan upaya yang tepat dalam melakukan promosi terhadap suatu produk (Nasih et al., 2020).
Endorsement merupakan strategi penjualan atau promosi suatu produk dan jasa dari
online shop dengan mengandalkan kepopularitasan selebgram. Biasanya selebgram dihubungi terlebih dahulu dan pihak online shop akan menunggu respon. Setelah mendapat kesepakatan antara kedua pihak, selanjutnya selebgram akan menyiapkan konten atau postingan yang disebarkan berupa bentuk foto dan video. Konten yang akan dipublikasikan disertai dengan caption yang mempunyai daya tarik tinggi terhadap minat pembeli (Asiah, 2021). Selebgram dapat diartikan sebagai media komunikasi yang menarik dalam hal penyampaian promosi produk. Selebgram juga dapat diartikan sebagai orang yang memiliki pengaruh dalam keterkenalan dimasayarakat dengan jumlah pengikut yang banyak di berbagai media sosialnya. Selebgram juga memiliki pengaruh dalam hal pendistribusian produk yang dilakukan oleh suatu pihak penjual karena mereka memiliki sifat menarik yang dapat membuat seseorang tertarik serta mengingat apa yang mereka promosikan. Selebgram dalam promosi produknya menggunakan media sosial Instagram, karena mereka dikenal banyak orang dari media sosial tersebut (Khim et al., 2023).
METHODS
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2024 di lingkungan Masyarakat dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Adapun informan berjumlah 3 orang yang dipilih dengan menggunakan Teknik netnografi dengan pengumpulan data secara observasi akun media sosial dan wawancara mendalam dari informan. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu yang merupakan Selebgram yang menerima endorsement produk atau merek kecantikan.
HASIL
1. Karakteristik Informan
Inisial Nama | Umur | Jenis Kelamin |
LSA MS PAN | 20 21 20 | Perempuan Perempuan Perempuan |
2. Hasil Wawancara
1. Bagaimana Anda memulai karier sebagai selebgram?
“Memulai karir jadi selegram sih udah mulai dari SMA, dari jaman sekolah SMA udah
mulai dikit-dikit”.(Informan 01, LSA, 21 Tahun)
“Saya memulai karir sebagai selebgram itu jawabannya antara minat dan tidak, tapi saat
itu berawal di tahun 2021 mendaftar di UIN dan Alhamdulillah lulus sebagai maba dan
mengikuti chat dari postingan up foto di suatu twibbon fakultas dengan mempresentasikan
diri saya dengan baik. Karena selain dengan caption motivasi dan bangga lulus di prodi
lebih tepatnya di teknik informatika, dan tidak nyangka menang sebagai maba yang
memiliki like dan komen terbanyak di postingan twibbon tersebut. Nah, dimana saya
bersaing 9 jurusan dari fakultas, disitulah di repost di tag juga oleh salah satu akun dema
fakultas dan akun UIN dari akun-akun yang lain juga”. (Informan 02, MS, 21 Tahun)
“Saya memulai karir itu sebenarnya dari SMA. Nah waktu SMA itu kan suka ka foto-foto
genic begitu jadi saya up ke instagram terus saya juga aktif di tik tok nah disitu saya
pernah bikin konten transisi terus kontenku kayak fyp, nah dari situ naik followers ku di
instagram terus ya ada yang masuk endors, yang pertama kali saya terima endors itu
brand masker organik. Disitu dulu waktu jaman-jamannya kan trend sekali masker begitu
jadi disitu ka mulai endors terus sampai sekarang alhamdulillah sudah lumayan lancar
endorsnya”. (Informan 03, PAN, 20 Tahun)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa mereka memulai karier sebagai selebgram di umur yang masih sangat mudah mereka juga tidak pernah mengirah akan menjadi seorang selebgram melalui foto serta video yang diposting hingga menjadi minat banyak orang.
2. Apa yang membuat Anda tertarik untuk menjadi seorang influencer di media sosial?
“Saya memulai karir sebagai selebgram itu jawabannya antara minat dan tidak, tapi saat
itu berawal di tahun 2021 mendaftar di UIN dan Alhamdulillah lulus sebagai maba dan
mengikuti chat dari postingan up foto di suatu twibbon fakultas dengan mempresentasikan
diri saya dengan baik. Karena selain dengan caption motivasi dan bangga lulus di prodi
lebih tepatnya di teknik informatika, dan tidak nyangka menang sebagai maba yang
memiliki like dan komen terbanyak di postingan twibbon tersebut. Nah, dimana saya
bersaing 9 jurusan dari fakultas, disitulah di repost di tag juga oleh salah satu akun dema
fakultas dan akun UIN dari akun-akun yang lain juga”. (Informan 02, MS, 21 Tahun)
“Saya memulai karir itu sebenarnya dari SMA. Nah waktu SMA itu kan suka ka foto-foto
genic begitu jadi saya up ke instagram terus saya juga aktif di tik tok nah disitu saya
pernah bikin konten transisi terus kontenku kayak fyp, nah dari situ naik followers ku di
instagram terus ya ada yang masuk endors, yang pertama kali saya terima endors itu
brand masker organik. Disitu dulu waktu jaman-jamannya kan trend sekali masker
begitu jadi disitu ka mulai endors terus sampai sekarang alhamdulillah sudah lumayan
lancar endorsnya”. (Informan 03, PAN, 20 Tahun)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa mereka memulai karier sebagai selebgram di umur yang masih sangat muda mereka juga tidak pernah mengirah akan menjadi seorang selebgram melalui foto serta video yang di posting hingga menjadi minat banyak orang.
3. Apa yang membuat Anda tertarik untuk menjadi seorang influencer di media sosial?
“Saya tertariknya sih gara-gara liat instagram, influencer-influencer di luar-luar sana
kak jadi pengen juga gitu”.(Informan 01, LSA, 20 Tahun)
“Dari situ yang tadi tertarik banyak yang follow, dimana tadinya itu followersku hanya
1967 menjadi 10K. Dari banyak juga DM minta follback ditawarin produk-produk
kerjasama oleh brand-brand salah satunya juga dari brand alumni senior sendiri, dari
jurusan sendiri. Itu produk skincare pertama kali saya coba dan kerjasama, alhamdulillah
sampai sekarang followers ku itu tambah banyak 75.437 dan lumayan dan punya
penghasilan sendiri, mulai dari review produk skincare, stor makanan, klinik-klinik,gadget, stor makanan, foto shoot brand lokal, bahkan jadi salah satu brand ambassador
berkat dari situ”.(Informan 02, MS, 21 Tahun)
“Jadi yang buatka tertarik sebagai influencer sebenarnya waktu pertama aktif di
instagram itu saya suka follow kayak influencer atau selebgram yang ada di instagram
terus kan begitu semua yang muncul di beranda ku nah saya tertarik karena saya merasa
kayak kalau ku liat itu storynya atau postingannya, berfikir ka deh enaknya ini jadi
selebgram sudah dapat produknya dapat cuannya kayak begitu-begitu jadi saya tertarik
sekali untuk kayak seperti itu, dan menurutku fashion ku juga ada disitu jadi saya
kembangkan sampai sekarang”. (Informan 03, PAN, 20 Tahun)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa yang membuat mereka tertarik menjadi seorang influencer/selebgram karena mereka melihat influencer-influencer diluar sana memiliki postingan dan konten yang menarik. Sehingga mereka pun membuat konten yang dapat memberikan informasi kepada pengguna sosial media dengan cara objektif dan tepat.
4. Apa strategi Anda dalam menciptakan konten yang menarik perhatian pengikut (Follower)
Anda?
“Saya bikin konten tentang beauty tentang skincare, tentang kecantikan itu banyak
followers saya kan cewek-cewek”.(Informan 01, LSA, 20 Tahun)
“Strategi saya melibatkan pemahaman mendalam tentang audiens saya, mencari tau apa
yang mereka inginkan dan butuhkan, saya berfokus pada kualitas konten dengan
menampilkan keaslian, kreatifitas dan relevan, saya juga memperhatikan trend terkini
dan berusaha untuk memberikan konten yang bermanfaat dan menghibur”. (Informan 02,
MS, 21 Tahun)
“Jadi strategi yang saya lakukan itu selama ini yakni saya membuat konten yang
semenarik mungkin untuk followers-followers ku terus kita harus ikut trend begitu,
supaya followers itu tidak bosan ki dan kita sebagai influencer itu harus menciptakan
tema konten dan harus ki juga konsisten begitu”. (Informan 03, PAN, 20 Tahun).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan dalam menciptakan konten yang menarik perhatian followers yaitu mereka ikut trend terkini, membuat konten yang bermanfaat dan menghibur followrs, dan tentunya mereka fokus pada gaya/tema konten mereka sendiri.
5. Bagaimana Anda berinteraksi dengan pengikut (Follower) Anda? Apakah Anda memiliki
strategi khusus dalam menjaga keterlibatan mereka?
“Mereka sih seneng nonton itu konten skincare, kecantikan gitu kak, ngereview-ngereview
produk-produk skincare, jadi mereka tau. Setelah mereview ada beberapa yang membeli
mereka langsung chek out ke link yang dikasi tau”.(Informan 01, LSA, 20 Tahun)
“Yang pertama itu saya punya dua jawaban yaitu pertama membalas komentar, saya
berusaha untuk merespon sebanyak mungkin komentar yang diterima di postingan saya,
ini menciptakan hubungan dua arah antara saya dan pengikut yang membuat mereka
merasa dihargai dan terlibat. Yang kedua menggunakan hastag dan mention, saya
menggunakan hastag yang relevan dan mention kepada pengikut untuk merk yang relevan
dalam postingan saya untuk meningkatkan visibilitas dan memicu keterlibatan mereka”.
(Informan 02, MS, 21 Tahun)
“Caraku berinteraksi dengan followers-followers ku itu seperti ini contohnya saya pernah
bikin story kayak waktu saya mau menjual produk, nah cara ku berinteraksi kan ada
fitur instagram kaya, ada yang setuju ada yang tidak setuju nah itu salah satu contoh saya
berinteraksi dengan followers-followers ku, terus saya balas-balas komentar, yang dm
saya balas, biasa kalau ada minta spil setelah riview saya balas jadi begitu caraku
berinteraksi dengan followers-followers ku”. (Informan 03, PAN, 20 Tahun)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mereka berinteraksi dengan followers dengan cara menciptakan hubungan dua arah seperti membalas DM dan komentar, membagikan link produk ketika ada yang minta spill, serta mereka menggunakan hastag dan mantion untuk membuat jangkaun akun mereka menjadi lebih banyak.
6. Bagaimana anda memilih produk yang anda promosikan (terkhusus produk kesehatan
wajah/ skincare)? Apa kriteria yang anda pertimbangkan?
“Pasti skincare yang BPOM, yang aman kak yang kita review untuk buat konten endors,
cari aman-aman aja”.(Informan 01, LSA, 20 Tahun)
“Saya mempertimbangkan beberapa kriteria penting untuk memastikan bahwa produk
tersebut sesuai dengan nilai-nilai saya dan aman untuk direkomendasikan kepada
pengikut saya, ada beberapa kriteria saya yaitu yang pertama kualitas dan keamanan,
kedua kesesuaian, ketiga kredibilitas merk, dan keempat itu terutama testimoni dan
ulasan positif”. (Informan 02, MS, 21 Tahun)
“Caraku pilih produk yah tentunya saya harus memilih produk yang aman begitu, yang
sudah terdaftar BPOM, kemudian saya harus crosschek dulu, misalnya kalau ada yang
dm tawari endors saya harus cek dulu akun resmi dari brand tersebut. Terus saya
crosscek sampai saya dapat kayak banyak reviewnya seperti itu kak”. (Informan 03, PAN,
20 Tahun)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mereka memilih produk yang aman (BPOM) untuk dipromosikan, dan melakukan penelitian yang cermat sebelum memilih produk untuk dipromosikan seperti mencari testimoni serta ulasan yang positif.
7. Apa Anda pernah mendapat produk atau merek yang belum aman untuk pengikut
(Follower) Anda?
“Belum pernah sih kak saya dapat produk yang gak aman”.(Informan 01, LSA, 20 Tahun)
“Tidak, karena pertama saya pakai langsung dari pas di layar atau story hp ku pakai
langsung, mulai dari tahap-tahap pertama pemakaian dan pasti itu resikonya ke wajah
sendiri. Alhamdulillah belum, saya sangat berhati hati dalam menerima produk atau merk
yang belum aman untuk di promosikan kepada pengikut saya. Sebelum memutuskan untuk
mempromosikan produk saya melakukan penelitian stalker before afternya atau akun dari
brand mendalam dari produk tersebut, memeriksa ulasannya dan memastikan bahwaproduk tersebut memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang tinggi”. (Informan 02,
MS, 21 Tahun)
“Sebelumnya sih belum pernah pa endors yang tidak aman begitu atau tidak BPOM, tapi
kemarin sempat ada yang dm ada yang tawari ka toh endors tapi itu produknya belum
launching nah dari situ saya berfikir untuk tidak terima karena ku rasa itu belum terlalu
aman kalau itu belum launching kan. Terus masalah BPOM nya kan butuh waktu yang
lama jadi disitu saya tidak terima karena saya juga takut terima endors yang tidak aman
untuk followers-followers saya”. (Informan 03,PAN, 20 Tahun)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mereka belum pernah menerima endorse yang tidak aman atau tidak BPOM, mereka sangat berhati-hati dalam memilih produk yang akan dipromosikan untuk kesehatan dan keselamatan para penggemar mereka.
8. Bagaimana cara Anda mengukur keberhasilan promosi Anda?
“Tentang promosi sih mereka pada nge-DM nge-chat tanya-tanya gitu kak, pada banyak
sih”.(Informan 01, LSA, 20 Tahun)
“Saya mengukur keberhasilan promosi saya dengan melihat bagaimana matriks,
bagaimana jangkauan, seperti tingkat tingkat keterlibatan pengikut, jumlah penjualan,
atau tindak lanjut dari pengikut setelah memilih pengikut promosi dan reaksi umum
terhadap konten yang dipromosikan. Untuk brand atau produk yang viral jangkauannya
pasti lebih baik penjualannya”. (Informan 02, MS, 21 Tahun)
“Jadi, cara saya mengukur keberhasilan promosi biasa saya lihat dari seberapa banyak
yang nonton, seberapa banyak yang bagikan, terusa yang dm kalau misalnya ada yang
tertarik dia nge-dm, terus komentar nah begitu caraku ukur keberhasilan promosiku,
kalau misal ada yang minta link toh, misalnya sudahka review terus ada yang minta link
nah itu salah satu contoh keberhasilan kita sebagai influencer”. (Informan 03,PAN, 20
Tahun).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa cara mereka mengukur keberhasilan promosi yaitu dengan melihat matriks seberapa banyak jangkauan akun setelah melakukan promosi, melihat pertumbuhan dalam jumlah pengikut di platform media sosial, adanya interaksi dari penggemar seperti like, komentar, DM, dan berbagi konten terkait promosi mereka.
9. Bagaimana Anda menjaga keaslian dan kejujuran dalam promosi produk kepada pengikut
(Follower) Anda?
“Promosi pasti saya kak sejujur-jujurnya, se asli-aslinya tentang produk yang kita
review”.(Informan 01, LSA, 20 Tahun)
“Saya menjaga keaslian dan kejujuran promosi produk dengan hanya mempromosikan
produk yang sesuai dengan kepercayaan terutama yang tadi before afternya, saya selalu
memberikan ulasan jujur tentang produk yang dipromosikan dan berbicara terbuka
tentang hubungan saya dengan merk tersebut”. (Informan 02, MS, 21 Tahun)
“Jadi saya harus mereview dengan jujur dan saya mereview dengan pengalaman pribadi
begitu, ya ngapain saya harus melakukan riview yang tidak sesuai sama saja klo kita
penyebar hoax, kembalikan kedirita kalo kita juga tidak mau ki di kasi begitu jadi ngapain
berbohong di depan publik kan ndak bagus to kita harus jujur”. (Informan 03,PAN, 20
Tahun)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mereka menjaga keaslian dan kejujuran dalam promosi produk kepada pengikut dengan cara memberikan ulasan yang jujur dan pengalaman nyata tentang produk yang dipromosikan.
10. Apa saran Anda bagi mereka yang ingin memulai karier sebagai selebgram atau influencer di media sosial?
“Bagi yang mau memulai karir sebagai influencer atau selebgram harus lebih semangat
jangan nyerah, terus bikin konten-konten yang menarik buat followers, buat dilihat
banyak orang”.(Informan 01, LSA, 20 Tahun)“Kalau saran untuk tetap konsisten dalam memposting, dan membangun hubungan yang
baik dengan pengikut, dan menjadi autentik, dan juga untuk selalu memprioritaskan
kejujuran dalam semua interaksi dan promosi, serta terus belajar dan beradaptasi dengan
perubahan di dunia media social”. (Informan 02, MS, 21 Tahun)
“Jadi saranku untuk kalian yang ingin memulai karirnya sebagai selebgram atau
influencer ya tentunya kalian harus percaya diri dulu karena ketika kita kebanyakan
insecurenya kalian itu pasti tidak bisa maju, tidak bisa berkembang jadi kalian harus
percaya diri dulu terus buat konten yang menarik, dan harus konsisten, seperti itu kak”.
(Informan 03,PAN, 20 Tahun)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mereka memberikan saran kepada yang ingin memulai karier sebagai selebgram agar tetap konsisten, percaya diri, semangat dalam membuat konten yang menarik untuk followers dan beradaptasi dengan perubahan di dunia media sosial. Berdasarkan hasil diskusi kami setelah mewawancarai 3 responden yang menjadi perwakilan, kami mendapatkan informasi bahwa cara selebgram menerima endorsement perupa produk atau merek kecantikan untuk di endorsement itu harus memiliki ketentuan atau kriteria yang aman untuk digunakan oleh selebgram tersebut dan para pengikutnya (follower)nya. Selebgram memberikan konten atau menciptakan konten yang menarik untuk dilihat oleh pengikutnya para selebgram memiliki strategi mencari tau apa yang disukai oleh pengikutnya, mengikuti trend terbaru, konsisten dalam membuat konten. Mereka juga menjaga keaslian dan kejujuran dalam mempromosikan suatu produk atau merek kepada pengikutnya.
PEMBAHASAN
Gaya komunikasi yaitu cara berkomunikasi yang meliputi cara memberi dan menerimainformasi atau pesan dalam situasi tertentu mencakup pesan verbal dan nonverbal. Gaya komunikasi mencerminkan karakter seseorang dan budaya. Oleh sebab itu, gaya komunikasi setiap orang berbeda beda tergantung bagaimana karakter pribadi tersebut dan bagaimana kondisi dan situasinya dalam berkomunikasi. Gaya komunikasi mencerminkan nilai dan kepercayaan dimana hal tersebut berasal dari budaya dan kepribadian (Asiah, 2021).Adapun etika dalam bermedia sosial antara lain sebagai berikut :
1. Pergunakan bahasa yang baik
Dalam beraktivitas di media sosial, hendaknya selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan resiko kesalahpahaman yang tinggi. Alangkah baiknya apabila sedang melakukan komunikasi pada jaringan internet menggunakan bahasa yang sopan dan layak serta menghindari penggunaan kata atau frasa multitafsir. Setiap orang memiliki preferensi bahasa yang berbeda, dan dapat memaknai konten secara berbeda, setidaknya dengan menggunakan bahasa yang jelas dan lugas Anda telah berupaya mengunggah konten yang jelas pula.
2. Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan
Sebisa mungkin hindari menyebarkan informasi yang mengandung unsur SARA (Suku, Agama dan Ras) serta pornografi pada jejaring sosial. Biasakan untuk menyebarkan hal-hal yang berguna dan tidak menimbulkan konflik antar sesama. Hindari juga mengupload foto kekerasan seperti foto korban kekerasan, foto kecelakaan lalu lintas maupun foto kekerasan dalam bentuk lainnya. Jangan menambah kesedihan para keluarga korban dengan menyebarluaskan foto kekerasan karena mungkin saja salah satu dari keluarganya berada di
dalam foto yang Anda sebarkan.
3. Kroscek Kebenaran Berita
Anda diharapkan waspada ketika kita menerima suatu informasi dari media sosial
yang berisi berita yang menjelekkan salah satu pihak di media sosial dan bertujuan menjatuhkan nama baik seseorang dengan menyebarkan berita yang hasil rekayasa. Maka hal tersebut menuntut anda agar lebih cerdas lagi saat menangkap sebuah informasi, apabila Anda ingin menyebarkan informasi tersebut, alangkah bijaknya jika Anda melakukan kroscek terlebih dahulu atas kebenaran informasi tersebut.
4. Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Pada saat menyebarkan informasi baik dalam bentuk foto, tulisan maupun videomilik orang lain maka biasakan untuk mencantumkan sumber informasi sebagai salah satu bentuk penghargaan atas hasil karya seseorang. Jangan membiasakan diri untuk serta merta mengcopy-paste tanpa mencantumkan sumber informasi tersebut.
5. Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi
Ada baiknya Anda harus bersikap bijak dalam menyebarkan informasi mengenai kehidupan pribadi (privasi) Anda saat sedang menggunakan media sosial. Janganlah terlalu mengumbar informasi pribadi Anda terlebih lagi informasi mengenai nomor telepon atau alamat rumah Anda. Hal tersebut bisa saja membuat kontak lain dalam daftar Anda juga akan
menjadi informasi bagi mereka yang ingin melakukan tindak kejahatan kepada diri Anda. Ketentuan hukum kosmetik illegal menurut Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen BPOM, Ondri Dwi Sampurno, kosmetik ilegal dibagi menjadi dua, yakni kosmetik tanpa izin edar (TIE) dan kosmetik palsu. Bahwasanya yang dimaksud kosmetik ilegal adalah kosmetik yang beredar tetapi tidak/belum dinotifikasi oleh BPOM, termasuk juga kosmetik palsu. Bahwa penandaan dan informasi kosmetik hanya dapat
diedarkan setelah mendapat izin edar dan harus memenuhi persyaratan objektivitas dan kelengkapan serta tidak menyesatkan (Rosdiana, 2021).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1176/Menkes/Per/2010, kosmetik yang tergolong kosmetik TIE ialah yang tidak memiliki nomor notifikasi dari BPOM. Notifikasi dapat diartikan sebagai standarisasi izin edar yang sebelumnya telah melewati proses permohonan notifikasi. Sehingga kosmetik yang belum dinotifikasi sama saja dengan tidak memiliki izin edar. Sedangkan kosmetik palsu ialah kosmetik yang dibuat dengan tidak memenuhi pedoman cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB),menggunakan bahan-bahan yang tidak semestinya digunakan, dan tidak memenuhi persyaratan keamanan, bahan, penandaan, serta klaim. Contohnya, produk yang telah diganti tanggalnya dan produk yang dikemas ulang seakan-akan bermerek internasional. Kosmetik tersebut diproduksi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang kerap kali memasukkan bahan berbahaya, seperti merkuri, hidrokinon, asam retionat, bahan pewarna dietilen glikol, dan resinol (Rosdiana, 2021).
Bahan-bahan pada kosmetik dengan takaran yang salah, tidak rasional, dan tidak sesuai akan mengakibatkan efek samping yang cukup serius. Dengan demikian, produk kosmetik yang beredar secara ilegal atau dikenal dengan kosmetik abal-abal tidak dapat dijamin keamanan, kemanfaatan, dan mutu karena belum melalui proses penilaian dari BPOM (Rosdiana, 2021).
Kedudukan Selebgram dalam Peraturan Perundang-undangan atas Endorsement Kosmetik Ilegal di Instagram
Beberapa aturan yang berhubungan dengan tindakan selebgram sebagaimana melanggar aturan yang diatur dalam UU Penyiaran, UU Perdagangan, UU JPH, PERMENKES, dan Peraturan BPOM. Akan tetapi, keseluruhan aturan tersebut tidak dapat membuat selebgram bertanggung jawab atas perbuatannya. Bahwa aturan-aturan tersebut hanya sebatas mengatur tanggung jawab pelaku usaha sebagai pemilik kosmetik ilegal atau lembaga penyiaran (UU Penyiaran) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas iklan niaga yang disiarkan. Sehingga, meskipun selebgram bertindak mandiri dalam melakukan endorse kosmetik ilegal, perbuatannya tersebut tidak dapat dimintai tanggung jawab (Rosdiana, 2021).
Perlu diperhatikan bahwa untuk dapat dimintai pertanggungjawaban pidana, selebgram yang meng-endorse kosmetik ilegal harus terlebih dahulu ditentukan tindak pidana yang dilarang berdasarkan legalitas.75 Setelah dapat ditentukan tindak pidana yang dilanggar, kemudian ditentukan ada atau tidak adanya kesalahan pada diri pelaku tindak pidana. Tindakan selebgram yang telah memberikan informasi tidak valid dalam meng-endorse kosmetik ilegal di Instagram jika dilihat dari segi tanggung jawab pidana, maka Pasal yang dapat dikenakan pada perbuatan selebgram tersebut adalah Pasal 205 ayat (1) (Rosdiana, 2021). Namun sebelum selebgram dapat dimintai pertanggungjawabannya, maka ia harus memenuhi unsur-unsur yang termuat dalam Pasal 205 ayat (1) KUHP. Maksud dari unsur Pasal 205 ayat (1) KUHP, yakni unsur ?barang siapa? adalah setiap subjek hukum, baik orang secara pribadi maupun badan hukum dan keduanya dapat dimintai pertanggungjawaban secara pidana. Dalam hal ini, selebgram bertindak sebagai orang secara pribadi dan telah memenuhi unsur barang siapa yang terumus dalam pasal ini. Pasal 205 ayat (1) KUHP merupakan delik kealpaan (culpa) atau disebut juga actus reus dalam hukum pidana.
Perbuatan selebgram yang tidak berhati-hati dalam menerima tawaran endorse, sehingga meng-endorse kosmetik ilegal dapat membahayakan kesehatan orang lain, karena terbukti dalam kosmetik ilegal yang diendorse oleh selebgram mengandung hydroquinone tretinoin dan merkuri yang dapat menyebabkan kanker kulit dan hal ini tidak diketahui sifat berbahayanya oleh si pembeli atau pengguna kosmetik tersebut. Dengan demikian, berdasarkan pasal ini, selebgram selaku orang pribadi dapat dimintai pertanggungjawabannya karena telah melakukan endorsement kosmetik ilegal tanpa berhati-hati sebelum menerima tawaran tersebut (Rosdiana, 2021).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raden Deni Admiral, dan M. BagasBanuaran (2022) dimana banyak orang–orang yang mengakui bahwa setiap produk yang direview oleh Tasya Farasya itu jujur dan benar adanya. Jarang sekali Tasya Farasya merekomendasikan produk -produk yang tidak bagus untuk pengikutnya di instagram. Pastinya
sudah terlebih dahulu untuk tasya farasya mencobanya sendiri di wajahnya untuk benar-benar
membuktikan kelayakan produk tersebut untuk dipakai. Maka dari itu tidak heran banyak yang
menyukainya dan mempercayainya sebagai selebgram endorsement di instagram (Admiral &
Banuaran, 2022).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riadhus Sholihin (2022) dimana sebagian selebgram memilih dan memperhatikan produk skincare itu terlebih dahulu sebelum mempromosikannya seperti keamanan dari memakai suatu produk skincare, memperhatikan adanya BPOM, sertifikat halal serta legalitas barang tersebut. Baru kemudian ia menerima tawaran endorsement itu. Sehingga mereka sangat berhati-hati dalam memilih dan menerima endorser produk skincare apalagi jika produk tersebut tidak jelas unsurnya dan langsung menolak tawaran tersebut (Riadhus Sholihin & Shofia Nurul Husna, 2022).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa selebgram, dapat disimpulkan terkait keberhasilan mereka dalam mempromosikan suatu produk, pemahan mereka mengenai produk atau merek yang akan di promosikan, konsistensi mereka dalam membuat konten, serta saran mereka kepada anak muda yang ingin menjadi selebgram seperti mereka, mayoritas informan menyatakan bahwa dalam keberhasilan menjadi selebgram dalam mempromosikan suatu produk atau merek kecantikan para selebgram membangun ketertarikan orang-orang dengan apa yang akan dipromosikan dengan konten yang menarik. Pemahan tentang produk atau merek, mayoritas informan mengetahui apa-apa yang aman yang akan dipromosikan untuk digunakan dengan perpatokan pada BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makan). Konsistensi informan dalam membuat konten, mayoritas informan mencari tahu tentang tren-tren yang sedang diminati untuk konsisten dalam membuat konten serta informan konsisten dalam meriview produk dan merek yang akan dipromosikan kepada pengikut( follower). Saran informan untuk mereka sesama selebgram juga sangat penting karna kan saling membantu serta mengikatkan di mana mayoritas informan memberikan saran yang sangat positif sesama selebgram.
DAFTAR PUSTAKA
Adhilla, P. N., Ekowati, D., Nawarcono, W., & Sukmarani, W. (2023). Pengaruh Bpom, Logo Halal,
Dan Logo Green Dot Pada Kemasan Kosmetik Wardah Terhadap Keputusan Pembelian. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Komunikasi STI&K (SeNTIK), 7, 148–155. https://ejournal.jak-stik.ac.id/index.php/sentik/article/view/3440
https://ejournal.jak-stik.ac.id/index.php/sentik/article/view/3440/695
Admiral, R. D., & Banuaran, B. M. (2022). Strategi promosi selebgram endorsement dalam menarik minat beli konsumen pada produk skincare lokal. Ilmiah Ilmu Komunikasi.