POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU BIMBINGAN KONSELING DAN SISWA DI MTSN GOWA

  • 10:20 WITA
  • Administrator
  • Artikel

 

Komunikasi berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang pendidikan. Panitiaan ini dilakukan dengan tujuan menggambarkan pola komunikasi interpersonal antara guru Bimbingan Konseling (BK) dan siswa di MTsN Gowa. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap guru BK, wali kelas, dan beberapa siswa. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa dalam menangani siswa yang bermasalah atau melanggar aturan, berangkatsekolah cenderung mengikuti tata tertib yang telah berlaku dan guru BK akan melakukan mediasi sesuai dengantingkat permasalahan. Apabila proses mediasi tidak berjalan lancar, maka akan dilakukan pemanggilan orang tua dan rapat dalam membahas pelanggaran siswa. Dalam mengatasi kenakalan siswa, MTsN Gowa setelah bekerja sama dengan pihak kepolisian dan organisasi intramadrasah dalam melakukan sosialisasi. Terdapat hubungan yangbaik antara guru Bimbingan Konseling dalam menangani kenakalan siswa di MTsN Gowa.

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Komunikasi Interpersonal, Bimbingan Konseling, Kenakalan Siswa


ABSTRACT

 

Communication plays a crucial role in daily life, including in the field of education. This research was conducted todescribe the interpersonal communication pattern between Counseling Guidance (BK) teachers and students at MTsN Gowa. The research method used was descriptive analytic with a qualitative approach. Data collection was carried out through interviews with BK teachers, homeroom teachers, and several students. The research results showed that in dealing with students who have problems or violate rules, the school tends to follow the applicable rules, and the BK teacher will conduct mediation according to the level of the problem. If the mediation process does not run smoothly, parents will be summoned, and a meeting will be held to discuss the student's violation. In overcoming student delinquency, MTsN Gowa cooperates with the police and intra- madrasa organizations in conducting socialization. There is a good relationship between the Counseling Guidance teachers in dealing with student delinquency at MTsN Gowa.

Keywords: Communication Pattern, Interpersonal Communication, Counseling Guidance, Student Delinquency


PENDAHULUAN

 

Di setiap kehidupan masyarakat sehari hari tidak dapat terlepas dari adanya kegiatan komunikasi. Dimana komunikasi merupakan bagian internal dari sistem sebuah organisasi dan interaksi sosial. Dengan adanya komunikasi, manusia dapat saling berinteraksi dan berhubungan satu sama lainnya. Aktivitas komunikasi ini selalu terlihat dari aspek kehidupan sehari hari manusia sejak dari bangun tidur dipagi hari sampai dengan beranjak tidur. Komunikasi dapat berlangsung setiap saat, dimana saja, dan dengan siapa saja. Artinya komunikasi sangat dipentingkan atau sesuatu hal yang tidak dapat dihindari dan itu sangatlah berpengaruh pada perkembangan pengetahuan manusia dari hari ke hari. Tanpa komunikasi akan timbullah suatu hampa dan juga interaksi antar manusia baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak akan mungkin terjadi. Istilah komunikasi berasal dari bahasaLatin, yaitu dari katacommuniare, yang berarti sama. Jadi, untuk mengadakan komunikasi dengan pihak lain, maka perlu menentukan terlebih dahulu suatu sasaran sebagai dasar untuk memperoleh pengertian yang sama. Komunikasi secara luas adalah setiap bentuk tingkah laku kepada seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Sementara secara sempit, komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima denganmaksud sadar untuk mempengaruhi perilaku penerima. Pola komunikasi merupakan suatu bentuk atau model dari proses komunikasi sehingga membuat beberapa pilihan pola komunikasi muncul ketika sedang berkomunikasi dandidalam pola komunikasi akan terdapat feedback dari penerima pesan yang dilakukan serangkaian aktivitas menyampaikan pesan dari proses berkomunikasi. (Yolanda et al., 2021)

Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagiandari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identikdengan proses komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi. Menurut purwanto (2002), "secara umum pola komunikasi (patterns of communication) dapat dibedakan ke dalam saluran komuniasi formal (formal communication channel) dan saluran komunikasi non formal (informal communication channel)." Saluran komunikasi formal ini dapat berbentuk komunikasi dari atas kebawah, komunikasi dari bawah keatas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal Komunikasi adalah pengeriman dan penerimaan pesan atau brita antara dua orang atau Ibih segingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Pada umunya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua bela pihak. Berbicara dengan anak-anak membutuhkan pertukaran kata-kata/ gagasan dan perasaan diantara dua manusia. Komunikasi adalah apa yang kita katakana dan bagaimana cara kita mengatakannya. Kita berkomunikasi dengan memperlihatkan wajah ( pandangan marah, sedih dan senyuman ) dengan tindakan ( tamparan, sentuhan sayang, dan pelukan ) dengan kesunyian ( kehangatan dan sikap dingin ) juga dengan kata-kata (yang baik dan yang tidak baik ). Komunikasi yang baik membantu anak untuk mengembangkan kepecayaan dirinya, harga dirinyadan hubungan - hubungan yang baik dengan orang lain. Komunikasi yang baik memvuat hidup bersama anak-anak menjadi lebihindah dan membantu mereka tumbuh menjadi orang-orang dewasa yang memiliki perasaan yang baik atas dirinya sendiri dan juga kepada orang lain. Proses komunikasi bersifat dinamis dan unik. (Azharinie et al., 2023)

Dalam pola komunikasi pembelajaran terkadang guru (komunikator) tidak paham dalam pesan apa yang di sampaikan, dan tidak mengerti bagaimana pesan yang di sampaikan akan di pahami dengan baik oleh muridnya. Hal tersebut berdampak negative dengan pertumbuhan muridnya dimana murid akan merasa tidak aman, tidak di pahami, tidak di dukung dalam proses belajarnya dan tidak mejalin hubungan emosional yang shat. Komunikasiyang sulit bagi para muridnya atau anak usia dini di sebabkan oleh beberapa factor salah satunya adalah kontets situasional, Konteks situasional merujuk pada lingkungan tau keadaan khusus di mana suatu peristiwa, tindakan, atau komunikasi teradi. Konteks ini mencakup berbagai faktor, seperti waktu, tempt, kondisi fisik, perasaanindividu, budaya, dan sebagainya, yang dapat mempengaruhi pemahaman dan makna suatu situasi tau pesan. Dalam komunikasi, memahami konteks situasional sangat penting untuk memahami pesan dengan benar.Misalnya, kata-kata tau tindakan yang sama dapat memiliki makna yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan semua faktor kontekstual ketika berkomunikasi atau menginterpretasikan pesan. Faktor komunikasi sangat berpengaruh dalam perkembangan proses belajar.Denganadanya proses komunikasi yang efektif dapat mendukung jalanya pembelajaran. Komunikasi yang terjalin anatara guru dan murid dapat mepengaruhi ke efektifan proses pembelajaran kemudian menciptakan komunikasi yang efektif. (Azharinie et al., 2023)

Pengertian kenakalan peserta didik, istilah kenakalan siswa merupakan prnggunaan lain dari kenakalan anak/peserta didik.4 Menurut Drs. B. Simanjuntak,

S. H. pengertian kenakalan “kenakalan remaja” suatu perbuatan itu disebut delinquent apabila perbuatan- perbuatan tersebut bertentangan dengan norma- norma yang ada dalam masyarakat, di mana ia hidup, suatu perbuatan yang anti- sosial di mana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti normativ. Sedangkan “remaja” menurut Zakiah Daradjat, seorang pakar psikologi agama Islam, memparkan: “Remaja adalah suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa anak-anak menuju kepada masa dewasa.perubahan-perubahan yang terjadi itu meliputi segala segi kehidupan manusia, yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. Menurut Drs. Bimo Walgito merumuskan arti dari “Kenakalan Remaja” yakini tiap perbuatan yang dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan ini adalah kejahatan, jadi perbuatan itu yang melawanhukum yang dilakukan oleh anak, khususnya anak remaja. Bahwa kenakalan anak adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sendiri diketahui tugas hukum dia bisa dekenai hukuman. Kenakalan remaja akhir-akhir ini mulai bergeser. Hal terebut karena adanya tindakan remja yang mengaruh pada tindakan kejahatan (kriminalitas) sebagai contoh, bentuk kenakalan remaja pada masa lalu hanya tebatas pada tindakan-tindakan kecil seperti kabur dari rumah, menipu orang tua dan lain sejenisnya. Namun saat ini bentuk kanalakan remaja sangatlah memprihatinkan mulai dari pencurian sampai dengan penyalah gunaan narkotika dikalangan remaja. (Saputra & Komariah, 2020)

Wahidin dkk mengatakan dari beberapa bentuk kenakalan remaja dapat di golongkan dalam 4 jenis, yaitu :Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti perkelahian, pemerkosaan dan pembunuhan, Kenakalan remaja yang menimbulkan korban materi, seperti pengrusakan, pencurian, pencopetan dan penodongan, Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti pelacuran, penyalahgunaan obat, kumpul kebo dan lain-lain, Kenakalan yang melawan status, mengingkari kasus pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan minggat dari rumah atau melawan orang tua. Kenakalan remaja yang sering dilakukan di sekolah adalah sebagai berikut : (1) rambut panjang bagi siswa putra,(2) rambut disemir, (3) mentato kulit,

(4) merokok, (5) berkelahi, (6) mencuri, (7) merusak sepeda/motor temannya, (8)

pergaulan bebas, (9) pacaran, (10) tidak masuk sekolah, (11) sering bolos, (12) tidak disiplin, (13) ramai di dalam kelas, (14) bermainplay station, (15) mengotori kelas dan halaman sekolah. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak <style class="WebKit-mso-list-quirks-style"> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0in; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US;} p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText {mso-style-priority:1; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Teks Isi KAR"; margin:0in; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US;} p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph {mso-style-priority:1; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:56.7pt; text-align:justify; text-indent:-.25in; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US;} span.TeksIsiKAR {mso-style-name:"Teks Isi KAR"; mso-style-priority:1; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Teks Isi"; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:11.0pt; mso-ansi-font-size:11.0pt; mso-bidi-font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-font-kerning:0pt; mso-ligatures:none; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; mso-pagination:none; text-autospace:none;} @page WordSection1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.WordSection1 {page:WordSection1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:1991902633; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1877301996 1545875780 -1958166740 -1598226998 -500955892 99395628 1413132076 -1240149762 986073188 1934495174;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:56.7pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; letter-spacing:0pt; mso-font-width:100%; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA; mso-ansi-font-weight:normal; mso-bidi-font-weight:normal; mso-ansi-font-style:normal; mso-bidi-font-style:normal;} @list l0:level2 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:94.5pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level3 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:132.05pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level4 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:169.6pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level5 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:207.1pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level6 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:244.65pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level7 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:282.2pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level8 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:319.75pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level9 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:357.25pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} --> </style>

sekali perilaku-perilaku remaja baik di sekolah, masyarakat, keluarga yang dikategorikan masuk dalam ranah kenakalan remaja. Kenakalan ini merupakan perbuatan yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain, terlebihpada harapan dari orang tua kepada anaknya yang senantiasa mengharapkan anak-anak menjadi anak yang sukses dalam mencapai masa depan. (Saputra & Komariah, 2020)

Beberapa ahli telah merumuskan tentang peran guru BK/konselor di antaranya Wrenn dalam Nursalim (2015) telah merumuskan pengerian peran, menurut Wren, didefinisikan sebagai harapan-harapan (expectations) dan perilaku yang dikaitkan dengan suatu posisi; sedangkan fungi diartikan sebagai aktivitas yang ditunjukkan untuk suatu peran. Lebih lanjut, Shertzer & Stone, ( 1981), Gibson dan Michel (2011); serta Nursalim (2015) telah mengidentifikasi berbagai peran utama guru BK yaitu memberikan layanan konseling/terapi, konsultasi, dan koordinator, sebagai konsultan, sebagai agen perubahan, sebagai asesor, sebagai pengembang karir, dan agenpencegahan. (Nursalim, 2020). Berikut adalah deskrisi singkat dari masing-masing peran tersebut.

<!--[if !supportLists]-->1.     <!--[endif]-->Konselor sebagai seorang konselor

 

Kategori yang pertama ini dapat disebut konselor atau sebagai terapis (“the counselor as therapist" or " the counselor as an interviewer"). Dalam seting sekolah maka kemampuan guru pembimbing untuk melaksanakan kegiatan konseling secara profesionaltidak dapat ditawar-tawar. Kompetensi untuk melaksanakan konseling secara singkat namun efektif sangat diperlukan (Lines, 2006: 57). Fokus konseling dalam pengertian tradisional ini bermakna membantu individu atau sekelompok individu untuk (a) mencapai tujuan-tujuan intrapersonal dan interpersonal, (b) mengatasi kekurangan-kekurangan pribadi dan kesulitan kesulitan perkembangan, (c) membuat keputusan, dan membuat perencanaan untuk perubahan dan perkembangan, (d) meningkatkan kesehatan fisik maupun mental dan kebahagian mencapai kebahagiaan secara kolektif. Peran tersebut mengimplikasikan perlunya keahlian konselor dalam memahami pertumbuhan  dan  perkembangan  manusia,  penguasaan  ketrampilan <style class="WebKit-mso-list-quirks-style"> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0in; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US;} p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText {mso-style-priority:1; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Teks Isi KAR"; margin:0in; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US;} p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph {mso-style-priority:1; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:56.7pt; text-align:justify; text-indent:-.25in; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US;} span.TeksIsiKAR {mso-style-name:"Teks Isi KAR"; mso-style-priority:1; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Teks Isi"; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:11.0pt; mso-ansi-font-size:11.0pt; mso-bidi-font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-font-kerning:0pt; mso-ligatures:none; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; mso-pagination:none; text-autospace:none;} @page WordSection1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.WordSection1 {page:WordSection1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:1991902633; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1877301996 1545875780 -1958166740 -1598226998 -500955892 99395628 1413132076 -1240149762 986073188 1934495174;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:56.7pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; letter-spacing:0pt; mso-font-width:100%; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA; mso-ansi-font-weight:normal; mso-bidi-font-weight:normal; mso-ansi-font-style:normal; mso-bidi-font-style:normal;} @list l0:level2 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:94.5pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level3 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:132.05pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level4 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:169.6pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level5 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:207.1pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level6 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:244.65pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level7 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:282.2pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level8 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:319.75pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level9 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:357.25pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} --> </style>

interpersonal, penguasaan ketrampilan pembuatan keputusan dan pemecahaman masalah, penguasaan intervensi krisis dari berbagai orientasi teoritis.

<!--[if !supportLists]-->1.     <!--[endif]-->Konselor sebagai seorang konsultan

 

Peran yang kedua yang harus dilakukan oleh seorang konselor/guru BK adalah sebagai konsultan. Kenyataan in berimplikasi bukan hanya ketrampilan sebagai konselor semata yang diperlukan melainkan juga keahlian dalam proses konsultasi (consulting process). Elemen consulting (Dougherty dalam Sciarra, 2004: 55) ada tiga: 1) Consulting is tripartite.2) The goal of consulting is to solve problem.3) Another goal ofconsulting is to improve the consultee's work with the client and, in turn, improve the welfare of client. Konsultasi melibatkan tiga pihak yaitu konselor sebagai konsultan, guru tau orangtua sebagai konsultee dan konseli yang memiliki masalah. Tujuan utama konsultasi adalah untuk memecahkan masalah konseli. Hal yang senada disampaikan oleh Brown, Pryzwansky, dan Schulte (2001: 5-6): konsultasi adalah suatu proses pemecahan masalah secara sukarela yang dapat dimulai tau diakhiri ole consultant maupun consultee.

<!--[if !supportLists]-->2.     <!--[endif]-->Konselor sebagai agen perubahan

 

Peran sebagai agen perubahan bermakna bahwa keseluruhan lingkungan dari konseli harus dapat berfungsi sehingga dapat mempengaruhi kesehatan mental menjadi lebih baik, dan konselor dapat mempengunakan lingkungan tersebut untuk memperkuat ataumempertinggi berfungsinya konseli. Selain itu, konselor dapat berperan sebagai agen perubahan dalam rangka mengembangkan profesi konselor.

<!--[if !supportLists]-->3.     <!--[endif]-->Konselor sebagai seorang agen pencegahan utama (a primary prevention agent)

Sebagai agen pencegah yang utama, peranan guru pembimbing yang ditekankan di sini adalah sebagai agen untuk mencegahperkembangan yang <style class="WebKit-mso-list-quirks-style"> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0in; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US;} p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText {mso-style-priority:1; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Teks Isi KAR"; margin:0in; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US;} p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph {mso-style-priority:1; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:56.7pt; text-align:justify; text-indent:-.25in; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US;} span.TeksIsiKAR {mso-style-name:"Teks Isi KAR"; mso-style-priority:1; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Teks Isi"; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0021;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:11.0pt; mso-ansi-font-size:11.0pt; mso-bidi-font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-font-kerning:0pt; mso-ligatures:none; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; mso-pagination:none; text-autospace:none;} @page WordSection1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.WordSection1 {page:WordSection1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:1991902633; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1877301996 1545875780 -1958166740 -1598226998 -500955892 99395628 1413132076 -1240149762 986073188 1934495174;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:56.7pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; letter-spacing:0pt; mso-font-width:100%; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA; mso-ansi-font-weight:normal; mso-bidi-font-weight:normal; mso-ansi-font-style:normal; mso-bidi-font-style:normal;} @list l0:level2 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:94.5pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level3 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:132.05pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level4 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:169.6pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level5 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:207.1pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level6 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:244.65pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level7 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:282.2pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level8 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:319.75pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} @list l0:level9 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; margin-left:357.25pt; text-indent:-.25in; mso-ansi-language:#0021; mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA;} --> </style>

salah dan tau mencegah terjadinya masalah. Peranan sebagai agen pencegah ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan program yang bersifat antisipatif, minimal usaha-usaha yang bersifat preventif, misalnya layanan informasi, pelatihan. penempatan dan penyaluran.

<!--[if !supportLists]-->1.     <!--[endif]-->Konselor sebagai Koordinator

 

Para konselor sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasikan berbagai macam kegiatan bimbingan dengan kegiatan- kegiatan sekolah lainnya. Para konselor sekolah di sekolah juga diperlukan untuk mengkoordinasikan kontribusi dari para profesional lain yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan seperti psikologi, pekerja sosial, dan sebagainya.

<!--[if !supportLists]-->2.     <!--[endif]-->Konselor sebagai Agen orientasi

 

Para konselor sekolah juga memiliki peran sebagai age orientasi. Sebagai fasilitator perkembangan manusia, para konselor di sekolah perlu mengakui pentingya orientasi anak didik tentang (terhadap) tujuan sekolah dan lingkungan sekolahnya. Adalah penting bahwa pengalaman pendidikan awal anak merupakan (menjadi) suatu pengalaman yang positif bagi anak.

<!--[if !supportLists]-->3.     <!--[endif]-->Konselor sebagai Asesor

 

Para konselor sekolah juga memiliki peran sebagai asesor, yakni melakukan asesmen kepada peserta didik berdasarkan data hasil tes maupun non tes. Data hasil pengukuran tersebut perlu untuk diinterprestikan dalam rangka memperoleh pemahaman yang akurat tentang siswa beserta dengan potensi-potensinya,dampak budaya pada perkembangan siswa, dan pengaruh faktor-faktor lingkungan lain pada perilaku siswa.

<!--[if !supportLists]-->4.     <!--[endif]-->Konselor sebagai Pengembang karir

 

Peran lainnnya yang tak kalah pentingnya bagai para konselor di sekolah adalah sebagai pengembang karir. Pentingnya pendidikan disekolah sebagai landasan bagi pengambilan keputusan di kemudian hari oleh anak menegaskan (menggarisbawahi) pentingnya memberikan perhatian pada perkembangan karir anak. Konselor dapat membuat kontribusi penting sebagai koordinator dan konsultan dalam mengembangkan program pendidikan karir yang terintegrasi, berkesinambunghan, dan terus-menerus.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan adalah untuk melihat gambaranpola Komunikasi interpersonal antara guru BK dan siswa di MTSN Gowa

METODE PELAKSANAAN

 

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian metode deskriptif analitik. Deskriptif dalam penelitian kualitatif berarti menggambarkan dan menjabarkan peristiwa, fenoma dan situasi sosialyang diteliti. Analisis berarti memaknai dan menginterpretasikan serta membandingkan data hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Gowa, Jl. Malino No.7, Balang- Balang, Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan 92171. Waktu penelitian ini dilakukan mulai 21-22 Maret 2024.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview). Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi. Pada tahap wawancara, peneliti menentukan informan terlebih dahulu yang sesuai dengan penelitian sehingga peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan yaitu guru bk sebagai informan utama, guru (wali kelas) sebagai informan kunci, dan beberapa siswa sebagai informan pendukung. Setelah menentukan narasumber, selanjutnya menghubungi informan untuk menginformasikan mengenai waktu wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan informan. Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan penelitian ini, dimulai dari studi literatur, pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, pengolahan data, analisis data dan evaluasi. 


HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

Kementrian Agama dengan Akreditasi A. MTs Negeri Gowa terletak di Jalan Poros Malino. Balang-Balang. Kelurahan Bontomanai km.7, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas tanah 1.770 m2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Gowa dahulu dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah GUPPPI Balang-Balang yang berdiri ± 33 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1974 dan kemudian diresmikan pada tahun 1975. Perjalanan Madrasah tersebut cukup jauh hingga akhirnya menjadi milik negara. Para guru, pelatih, dan administrator lainnya bekerja tanpa kenal lelah untuk membangun sekolah ini. Madrasah ini berjalan cukup gigih, melewati tahap demi tahap dari status terdaftar, diakui, diratakan hingga status negeri. MadrasahTsanawiyah milik negara pada tahun 2004. Baik sebelum maupun sesudah nasionalisasi, sekolah ini diwarnaidengan siswa-siswa yang berprestasi dan berbagai perlombaan, umumnya khususnya keagamaan. Adapun nama nama yang pernah menjabat sebagai Kepala Madrasah di MTs Negeri Gowa yaitu:

<!--[if !supportLists]-->1.     <!--[endif]-->H. Abdullah Dg Sele ( 1975 s.d. 1979 )

<!--[if !supportLists]-->2.    <!--[endif]-->Abd. Gani ( 1980 s.d. 1983 )

<!--[if !supportLists]-->3.     <!--[endif]-->Drs. Amirullah AR (1984 s.d. 1986 )

<!--[if !supportLists]-->4.     <!--[endif]-->Drs. H. M. Sanusi Dg Tutu (1987 s.d. 1988 )

<!--[if !supportLists]-->5.     <!--[endif]-->H. Muh. Arif Dg Sila (1989 s.d. 1991 )

<!--[if !supportLists]-->6.     <!--[endif]-->Hj. Zaenab Umar (1992 s.d. 1996 )

<!--[if !supportLists]-->7.     <!--[endif]-->Drs. H. M. Sanusi Dg Tutu (1997 s.d. 2000 )

<!--[if !supportLists]-->8.     <!--[endif]-->M. Amin Saban (2001 s.d. 2003 )

<!--[if !supportLists]-->9.     <!--[endif]-->Drs. H. Abd. Madjid. LS (2004 s.d. 2006 )

<!--[if !sup