Lelaki Optimis

  • 08:21 WITA
  • Administrator
  • Artikel

Lelaki itu menatap nanar ke padang pasir nan luas. Nun jauh disana, ratusan ribu tentara musuh berderap kearahnya. Bersiap, untuk meluluhlantakkan lelaki itu dan seluruh pengikutnya. Tentara dengan senjata lengkap dan kekuatan dasyat. Lelaki itu merasakan cemas merayap dalam hatinya. Meski keyakinannya, lalu menghempas cemas itu sejauh-jauhnya. Allah tidak akan pernah meninggalkannya dan seluruh pengikutnya

Karena makanan yang semakin menipis, sedangkan musuh semakin mendekat. Maka lelaki itu hanya bisa meminta pengikutnya untuk makan secukupnya. Sebutir kurma bahkan dibagi berdua. Sedangkan lelaki itu mengikatkan 2 buah batu ke perutnya. Agar rasa lapar itu sedikit teralihkan.

Saat penuh cemas dan kegamangan, munculah seorang sahabat cerdas, yang mengusulkan agar mereka menggali parit di sekeliling kota. Parit yang menjadi benteng pertahanan. Parit yang kemudian abadi dalam sejarah. Sebab peperangan itu kemudian dikenal dengan perang Khandaq. Ya..lelaki itu adalah yang mulia Rasulullah Sholallahu’alaihi Wasalam

Rasulullah lalu memimpin sahabatnya menggali parit di sekeliling Madinah. Untuk menghindari serangan dari kaum musyrikin. Penggalian parit yang begitu berat, sebab dilakukan dengan perut lapar dan ketakutan yang mengancam. Saat itu suasan dipenuhi kecemasan. Jika-jika umat muslim akhirnya harus berakhir di tanah Madinah. Rasulullah memimpin penggalian parit dengan perut yang diganjal 2 batu. Beliau mengutamakan pengikutnya untuk menikmati makanan yang terbatas, sedangkan beliau sendiri memilih mengganjal perut beliau dengan batu

Tiba-tiba ada sebuah batu besar yang menghalangi penggalian parit. Para sahabat bergantian untuk menghancurkannya. Namun tak ada siapapun berhasil menghancurkan batu itu. Lalu Rasulullah turun dan mengayunkan cangkul ke arah batu besar tersebut. Api memercik sebab tumbukan keras yang terjadi. Al Mubarakfuri menuturkan kisah Rasulullah tersebut secara lengkap dalam tuturan seorang sahabat, “Ketika perang Khandaq, kami menemukan sebuah batu besar yang keras di salah satu parit yang tidak bisa dipecahkan dengan cangkul. Lalu kami mengadukan hal itu kepada Rasulullah. Maka beliaupun datang sambil membawa cangkul kemudian mengucapkan, “Bismillah”. Selanjutnya langsung memukul batu itu dengan sekali pukulan. Kemudian mengucapkan, “Allahu Akbar, telah diberikan kepadaku kunci-kunci kerajaan Syam. Demi Allah, saat ini aku benar-benar melihat istana-istananya yang (penuh dengan gemerlapan).” Kemudian beliau memukul tanah itu untuk yang kedua kalinya. Maka terpecahlah sisi yang lainnya. Lalu beliaupun bersabda, “Allahu Akbar, telah diberikan kepadaku negeri Persia. Demi Allah, aku benar-benar melihat istana kerajaannya yang penuh dengan gemerlapan sekarang ini.” Lantas beliau memukul tanah itu untuk yang ketiga kalinya seraya mengucapkan, “Allahu Akbar”. Maka terpecahlah bagian yang tersisa dari batu itu. Kemudian beliau bersabda, “Allahu Akbar, aku benar-benar diberi kunci-kunci kerajaan Yaman. Demi Allah, aku benar-benar melihat pintu-pintu Shan’a dari tempatku ini.” (Al-Mubarakfuri, 2005)

Lihatlah optimisme yang ditunjukkan Rasulullah. Saat genting dan berat seperti itu, beliau menunjukkan keyakinan bahwa kemenangan pasti akan datang. Kemenangan bagi kaum Muslimin. Beliau tidak berputus asa meski keadaan beliau dan pengikutnya, laksana telur di ujung tanduk. Beliau tetap berusaha secara sungguh-sungguh dan berdo’a, lalu menyerahkan segalanya kepada Allah

Adik-adikku…jika engkau merasa hidupmu terlalu berat. Bacalah sirah, lalu bandingkan kesulitan yang kau hadapi dengan yang Rasulullah alami. Jika engkau merasa sungguh engkau tak layak mendapat ujian, lihatlah Rasulullah, Kekasih Allah,apakah hidupnya lepas dari ujian?? Sungguh Allah menjadikan ujian untuk membentukmu menjadi sosok yang lebih tangguh. Serta menjadikan sabarmu sebagai sebab dihapuskan dosa serta dihadiahkan pahala. Maka ketika kau lihat hidupmu begitu berat, percayalah, begitu banyak orang lain yang mendapat cobaan juga, tapi mereka bersabar dan berprasangka baik kepada Allah. Mereka optimis dan mereka bersemangat. Semoga engkaupun seperti itu..wahai adikku-adikku….