Lelaki itu
menatap nanar ke padang pasir nan luas. Nun jauh disana, ratusan ribu tentara musuh
berderap kearahnya. Bersiap, untuk meluluhlantakkan lelaki itu dan seluruh
pengikutnya. Tentara dengan senjata lengkap dan kekuatan dasyat. Lelaki itu
merasakan cemas merayap dalam hatinya. Meski keyakinannya, lalu menghempas
cemas itu sejauh-jauhnya. Allah tidak akan pernah meninggalkannya dan seluruh
pengikutnya
Karena
makanan yang semakin menipis, sedangkan musuh semakin mendekat. Maka lelaki itu
hanya bisa meminta pengikutnya untuk makan secukupnya. Sebutir kurma bahkan
dibagi berdua. Sedangkan lelaki itu mengikatkan 2 buah batu ke perutnya. Agar
rasa lapar itu sedikit teralihkan.
Saat penuh
cemas dan kegamangan, munculah seorang sahabat cerdas, yang mengusulkan agar
mereka menggali parit di sekeliling kota. Parit yang menjadi benteng pertahanan.
Parit yang kemudian abadi dalam sejarah. Sebab peperangan itu kemudian dikenal
dengan perang Khandaq. Ya..lelaki itu adalah yang mulia Rasulullah Sholallahu’alaihi
Wasalam
Rasulullah
lalu memimpin sahabatnya menggali parit di sekeliling Madinah. Untuk
menghindari serangan dari kaum musyrikin. Penggalian parit yang begitu berat,
sebab dilakukan dengan perut lapar dan ketakutan yang mengancam. Saat itu
suasan dipenuhi kecemasan. Jika-jika umat muslim akhirnya harus berakhir di
tanah Madinah. Rasulullah memimpin penggalian parit dengan perut yang diganjal
2 batu. Beliau mengutamakan pengikutnya untuk menikmati makanan yang terbatas,
sedangkan beliau sendiri memilih mengganjal perut beliau dengan batu
Tiba-tiba
ada sebuah batu besar yang menghalangi penggalian parit. Para sahabat
bergantian untuk menghancurkannya. Namun tak ada siapapun berhasil
menghancurkan batu itu. Lalu Rasulullah turun dan mengayunkan cangkul ke arah batu
besar tersebut. Api memercik sebab tumbukan keras yang terjadi. Al Mubarakfuri
menuturkan kisah Rasulullah tersebut secara lengkap dalam tuturan seorang
sahabat, “Ketika perang Khandaq, kami menemukan sebuah batu besar yang keras di
salah satu parit yang tidak bisa dipecahkan dengan cangkul. Lalu kami
mengadukan hal itu kepada Rasulullah. Maka beliaupun datang sambil membawa
cangkul kemudian mengucapkan, “Bismillah”. Selanjutnya langsung memukul batu
itu dengan sekali pukulan. Kemudian mengucapkan, “Allahu Akbar, telah diberikan
kepadaku kunci-kunci kerajaan Syam. Demi Allah, saat ini aku benar-benar
melihat istana-istananya yang (penuh dengan gemerlapan).” Kemudian beliau
memukul tanah itu untuk yang kedua kalinya. Maka terpecahlah sisi yang lainnya.
Lalu beliaupun bersabda, “Allahu Akbar, telah diberikan kepadaku negeri Persia.
Demi Allah, aku benar-benar melihat istana kerajaannya yang penuh dengan
gemerlapan sekarang ini.” Lantas beliau memukul tanah itu untuk yang ketiga
kalinya seraya mengucapkan, “Allahu Akbar”. Maka terpecahlah bagian yang
tersisa dari batu itu. Kemudian beliau bersabda, “Allahu Akbar, aku benar-benar
diberi kunci-kunci kerajaan Yaman. Demi Allah, aku benar-benar melihat
pintu-pintu Shan’a dari tempatku ini.” (Al-Mubarakfuri, 2005)
Lihatlah optimisme
yang ditunjukkan Rasulullah. Saat genting dan berat seperti itu, beliau menunjukkan
keyakinan bahwa kemenangan pasti akan datang. Kemenangan bagi kaum Muslimin.
Beliau tidak berputus asa meski keadaan beliau dan pengikutnya, laksana telur
di ujung tanduk. Beliau tetap berusaha secara sungguh-sungguh dan berdo’a, lalu
menyerahkan segalanya kepada Allah
Adik-adikku…jika
engkau merasa hidupmu terlalu berat. Bacalah sirah, lalu bandingkan kesulitan
yang kau hadapi dengan yang Rasulullah alami. Jika engkau merasa sungguh engkau
tak layak mendapat ujian, lihatlah Rasulullah, Kekasih Allah,apakah hidupnya
lepas dari ujian?? Sungguh Allah menjadikan ujian untuk membentukmu menjadi
sosok yang lebih tangguh. Serta menjadikan sabarmu sebagai sebab dihapuskan
dosa serta dihadiahkan pahala. Maka ketika kau lihat hidupmu begitu berat,
percayalah, begitu banyak orang lain yang mendapat cobaan juga, tapi mereka
bersabar dan berprasangka baik kepada Allah. Mereka optimis dan mereka
bersemangat. Semoga engkaupun seperti itu..wahai adikku-adikku….